course-net
Search
Close this search box.

Category /

Framework JavaScript: Pengertian Hingga Fungsinya

Wednesday, 3 April 2024

apa saja framework javascript

Framework JavaScript atau JSF adalah kumpulan kode JavaScript yang dapat digunakan oleh siapa pun. Lalu mengapa kumpulan kode ini diperlukan keberadaannya?

Apa Itu JavaScript?

Dalam bidang pengembangan software atau website, JavaScript merupakan salah satu dari tiga bahasa pemrograman utama yang paling banyak digunakan oleh para developer untuk mengawali karier mereka di dunia teknologi.

Nah, jika memang banyak digunakan dan kodenya mirip serta diulang-ulang maka muncul ide mengapa tidak mengembangkan suatu sistem yang terdiri dari beragam kode JavaScript yang dapat digunakan berkali-kali.

Itulah fungsi dari Framework JavaScript, yaitu membantu developer agar tak perlu mengulang kode-kode yang mirip pada dua software ataupun website yang berbeda. Developer hanya perlu melakukan sedikit penyesuaian dengan ketentuan yang ada pada software/website itu sendiri.

Dalam namanya terdapat kata “framework” yang mempunyai arti “kerangka” dalam bahasa Indonesia. JSF memang menjadi panduan bagi developer agar tak perlu mengembangkan software/website dari nol.

Jika suatu software atau website diibaratkan sebagai manusia, maka JavaScript Framework (JSF) adalah tulang-tulang yang menjadi bagian paling dasar dalam tubuh manusia.

Jika tulangnya sudah ada, maka developer hanya perlu membuat otot, organ, pembuluh darah, kulit dan sebagainya. Pada prosesnya didasari dari panduan kerangka tubuh yang sebelumnya sudah ada.

Dengan adanya rangka Framework JavaScript ini, developer cukup melengkapi bagian-bagian yang masih kosong sesuai kebutuhan.

Cara Kerja serta Fungsi JavaScript Bagi User, Frontend Serta Backend Developer

Guna mengetahui hubungan JavaScript dengan frontend serta backend developer, Anda harus memahami cara kerja JavaScript terlebih dahulu.

Secara umum JavaScript yang digunakan pada suatu software atau website mempunyai fungsi yang sangat mendukung user experience, antara lain:

– Minimnya interaksi pada sisi server

Fungsi ini membuat input dari user dapat divalidasi terlebih dahulu oleh sistem yang dikembangkan oleh frontend developer sebelum mengirimkannya pada laman server. Hal ini dapat menghemat traffic server serta membuatnya tak terlalu terbebani.

– Memberikan feedback secara langsung

JavaScript memungkinkan tampilan feedback secara langsung pada user. Contoh Anda memasukkan informasi pada suatu website, seperti nama, alamat dan lainnya. Ketika Anda lupa untuk memasukkan suatu informasi, maka tak perlu lagi me-refresh laman web untuk melihatnya.

– Membuat tampilan software atau website lebih interaktif

User bisa menikmati tampilan software atau website yang lebih interaktif. Contoh ketika menggunakan mouse, menggerakkan kursor ataupun menekan keyboard.

– Interface yang lebih variatif dan menarik

Interface lebih variatif dan menarik menjadi daya tambah tersendiri pada software atau website yang memakai JavaScript. Contoh, Anda dapat menggunakan JavaScript untuk melakukan slide laman web dengan lebih menarik atau melakukan drag dan drop pada beberapa file.

Kelebihan dan Kekurangan JSF

Framework JavaScript adalah lokasi pengambilan kerangka kode yang sifatnya open-source. Ini berarti semua orang bisa mengakses JSF dan terus mengembangkannya supaya tidak ketinggalan zaman. Tak hanya itu, JSF juga gratis.

Framework ini diartikan sebagai suatu kerangka program yang dapat digunakan untuk membantu developer, baik frontend ataupun backend dalam mengembangkan kode dengan konsisten.

Dengan penggunaan JSF baik JavaScript Backend Framework ataupun JavaScript Frontend Framework, Anda pun mempercepat proses pengembangan software atau website. Mengingat Anda tak perlu mengembangkannya dari nol.

Tak hanya itu, karena mempunyai banyak pengguna maka Anda tak perlu khawatir apakah JSF nantinya berhenti digunakan serta dikembangkan dalam waktu dekat.

Terlepas dari itu, kekurangan yang dimiliki oleh JSF adalah manfaat yang dimilikinya itu sendiri. JSF memang bisa membuat kode Anda lebih rapi sebab mempunyai panduan yang baku. Namun hal ini mengurangi kebebasan Anda untuk coding.

JSF juga mempunyai risiko eksploitasi tinggi, di mana para hacker dapat menyisipkan kode-kode yang pada mulanya digunakan sebagai proteksi suatu web, menjadi kode yang rentan akan serangan.

Contoh ketika mendaftar media sosial akan diminta memasukkan username dan password. Pada bagian password ini umumnya para peretas menyisipkan kode untuk bisa mendapatkan password tersebut. Hasilnya akun media sosial pun bisa diacak-acak dan merugikan user.

Anda harus mengikuti aturan-aturan yang ada dalam suatu framework yang telah Anda pilih. Solusinya di masa kini adalah adanya pilihan Best JavaScript Framework yang sifatnya lebih fleksibel.

Contoh JSF

Ada beberapa jenis JavaScript Framework antara lain:

1. Angular

Merupakan JSF tertua yang berdiri dari tahun 2009. Opsi JSF ini direkomendasikan oleh Google dan Nike. Banyaknya jumlah pengguna mendorong ada begitu banyak update dari opsi JSF ini. Tak hanya itu, Angular mempunyai bahasa turunan dari JavaScript yang dinamakan TypeScript.

Keunggulan Framework JavaScript Backend ini yaitu memperkenalkan sintak baru dari HTML pada browser, HTML 5. Pada HTML 5 nantinya software developer menemukan beberapa elemen baru seperti video, audio, canvas dan lainnya.

Keunggulan berikutnya yaitu dependency injection atau developer bisa membuat beberapa komponen kode dengan fungsi yang dapat digunakan berulang kali.

Framework JavaScript Front End ini berfungsi dalam menambah beragam elemen yang dapat dimengerti oleh browser sekarang ini. Contohnya draggable atau elemen yang dapat di-drag (seret).

Sintak ini dapat digunakan dalam bahasa Indonesia, contoh pada command (perintah) <sembunyikan>, fungsinya dapat diklik agar elemen itu dapat tersembunyi.

2. Backbone

Opsi JSF berikutnya adalah Backbone. JSF ini didirikan dari tahun 2010 dan digunakan oleh LinkedIn dan Twitter. SoundCloud dan Pandora juga menggunakan JSF ini dalam pembangunannya. Jumlah penggunanya hampir sama dengan Angular.

3. Ember

Ember diciptakan oleh Yehuda Katz dan kerap dikaitkan dengan Angular. Keduanya saling melengkapi serta memungkinkan developer membuat aplikasi web 1 halaman yang bisa diupgrade sesuai kebutuhan.

Ember merupakan salah satu opsi Framework JavaScript yang lebih muda dan muncul sejak 2011. Keunggulannya adalah kecepatan loading saat digunakan untuk pengembangan website.

4. Vue

Vue menjadi JSF yang lebih muda dari Ember. JSF ini baru hadir pada tahun 2014 dan digunakan untuk mengembangkan interface web yang menarik.

Framework Backend JavaScript ini mempunyai dokumentasi detail, hingga dapat digunakan oleh pemula pada pemrograman JavaScript serta HTML untuk mengembangkan aplikasi ataupun laman web sendiri.

Keunggulan JSF ini yaitu memberikan pilihan bagi Anda untuk menggunakan seberapa banyak code JSF yang diperlukan. Oleh sebab itu, Vue termasuk JSF yang cukup fleksibel.

Seiring zaman yang terus berkembang, para developer tentu harus selalu update bahasa pemrograman terkini, misalnya HTML sebagai fondasi rumahnya, CSS sebagai isi rumahnya dan yang terpenting adalah JavaScript sebagai aktivitas yang dapat dilakukan di dalam rumah tersebut dengan mudah.

Demikian pembahasan mengenai Framework JavaScript mulai dari pengertian hingga fungsinya. Jika Anda tertarik untuk mempelajari banyak hal mengenai kumpulan kode JavaScript maka Anda bisa mengikuti pelatihan IT di CourseNet.

Mau Ikut Kursus Di Course-Net? Lihat Jadwal Kelas Selangkapnya.

Kerja udh lama tapi karir masih stuck disitu-situ aja ? Atau udh coba ikut kursus, tapi malah isinya teori aja ? Tenang, Course-net punya solusinya. Anda akan didamping langsung oleh Coach Praktisi Aktif kelas dunia. Berminat ? Yuk Konsultasi sekarang juga.

Artikel Lainnya

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Tumblr
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Subscribe Sekarang!

Dapatkan berita & artikel terbaru seputar IT Gratis!