Perbandingan Node.js vs Python untuk backend development dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti skalabilitas, kinerja, arsitektur dan yang lainnya. Memahami perbandingan antara Node,js dan Python sangat penting untuk membantu Anda dalam menentukan keputusan yang tepat untuk backend development. Nah, di bawah ini merupakan perbedaan Node.js dan Python yang paling umum.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Node.js?
Node.js adalah suatu runtime environment dengan berjalan di atas JavaScrip. Umumnya Node.js mempunyai sejumlah framework dan libary yang bisa dimanfaatkan untuk membuat aplikasi mobile, web dan server. Node.js lebih cocok untuk aplikasi dengan kinerja yang tinggi, real-time dan skalabilitas.
Apa Itu Python?
Python adalah bahasa pemrograman yang general purpose paling populer untuk sejumlah aplikasi, seperdi data science, developer web dan machine learning. Bahasa pemrograman ini juga mempunyai sintaks yang mudah dipakai dan dipelajari.
Perbedaan Node.js vs Python untuk Backend Development
Berikut adalah perbandingan dari keduanyanya :
1. Skalabilitas
Skalabilitas akan menentukan efisiensi dari aplikasi saat lalu lintas tinggi, peningkatan fungsionalitas dan peningkatan beban data. Perbandingan Node.js vs Python adalah:
Python
- Perpustakaan Multithreading
Pustaka multithreading pada Python umumnya tidak menyediakan multithreading sebenarnya sebab GIL semua permintaan dijalankan di satu thread serta tidak bersamaan di sejumlah thread. - Global Interpreter Lock
Pemanfaatan ini akan mendukung multithreading, jadi akan menghambat skalabilitas. - Bahasa yang Diketik Dinamis
Python memiliki sifat dapat diketik secara dinamis, sehingga memungkinkan bulan pilihan yang tepat di proyek dengan skala besar.
Node.js
- Layanan Mikro
Node.js tidak memakai inti monolitik, namun memakai layanan mikro serta modul sebagai fungsinya. Hal ini membuat aplikasi lebih mudah ditingkatkan. - Penskalaan Horizontal
Node.js memungkinkan penskalaan secara horizontal untuk menambahkan sumber daya di modul demi meningkatkan kekuatan dan komputasi sumber dayanya. - Penskalaan Vertikal
Node.js juga memungkinkan untuk penskalaan vertikal supaya dapat menambahkan modul ke dalam aplikasi agar meningkatkan fungsionalitas.
2. Kinerja
Metrik kinerja Python dan Node.js bisa dibandingkan sesuai dengan beberapa faktor, seperti jenis, kasus penggunaan aplikasi dan syaratnya. Nah, di bawah ini beberapa perbandingan populer: Node.js vs Python untuk backend development:
Python
- Arsitektur
Arsitektur bawaan dari Python tidak mengizinkan multithreading. - Bahasa yang ditafsirkan
Python memakai aliran kode tunggal yang bisa membuatnya lebih lambat dari Node.js. - Performa rendah
Python merupakan bahasa yang ditafsirkan untuk membuatnya jadi relatif lebih lambat dari bahasa lainnya seperti Java.
Node.js
- Arsitektur
Arsitektur pada Node.js berbasis non-pemblokiran dan peristiwa, sehingga bisa menangani banyak permintaan secara bersamaan serta membuat eksekusinya lebih sederhana dan juga cepat dari teknologi yang lainnya. - Mesin V8
Node.js diinterpretasikan dengan mesin V8, sehingga mempunyai performa yang luar biasa.
3. Arsitektur
Syarat arsitektur proyek akan mengarah ke pilihan beberapa pola arsitektur yang tersedia di Python dan Node.js. Pertimbangan arsitektur pada Python dan Node.js adalah:
Python
- Pemrosesan paralel
Python tidak mendukung proses paralel, namun bisa dicapai dengan perpustakaan Asyncio.
Sifat sinkron - Sifat Python adalah sinkron yang membuat lambat.
Node.js
- Perulangan peristiwa berutas tunggal
Node.js memakai perulangan peristiwa berutas tunggal saat menangani sejumlah klien bersamaan. - Pemrosesan paralel
Node.js juga memungkinkan menjalankan proses yang secara paralel tanpa perlu memblokir thread, jadi membuat proses penerapannya cepat.
4. Ekstensibilitas
Ekstentibilitas adalah kemudahan untuk menambahkan fungsionalitas dan fitur baru ke dalam aplikasi.
Python
- Pengujian
Kerangka robot bisa digunakan untuk otomatisasi pengujian pada Python. - Editor Kode
Editor kode lebih mudah diintegrasikan memakai editor kode seperti sublime teks untuk menyediakan fitur sintaksis tambahan dan pengeditan.
Node.js
- Pengujian dan Pemecahan Masalah
Untuk menguji unit bisa memakai jasmine dan Log.io untuk memantau dan pemecahan masalah. - API bawaan
Node.js bisa mudah untuk disesuaikan, diperluas dan diintegrasikan dengan sejumlah alat dengan API bawaan saat membuat DNS dan server HTTP.
5. Kurva Pembelajaran
Kurva pembelajaran adalah hubungan kemahiran pengembang pada suatu bahasa maupun alat dalam jumlah waktu yang dihabiskan untuk alat atau bahasa tersebut. Kurva pembelajaran Python dan Node.js adalah:
Python
- Bisa dibaca dan di-debug
Kode Python pendek dan jauh lebih mudah dibaca serta di-debug jadi sangat cocok untuk pemula. - Kemudahan Belajar
Python lebih mudah untuk dipelajari dibandingkan Javascript.
Node.js
- Arsitektur berbasis Peristiwa
Fitur ini sulit dikuasai, namun jika sudah berhasil dikuasai akan membantu menskala aplikasi secara mudah. - Berbasis JavaScript
Node.js termasuk berbasis Javascript lebih mudah dikuasai dan juga dipelajari pengetahuan dasarnya.
6. Universalitas
Universalitas adalah seberapa luas Python dan Node.js dipakai di sejumlah domain pada berbagai industri sesuai dengan kasus penggunaan secara berbeda.
Python
- Pengembangan Fullstack
Python bisa dipakai secara efisien dalam mengembangkan back-end dan front-end dengan menggunakan beberapa alat dan perpustakaan secara ekstensif. - Aplikasi
Python bisa dipakai untuk sejumlah aplikasi, seperti IoT, web dan machine learning.
Node.js
- Aplikasi
Node.js tidak hanya untuk aplikasi web saja, namun juga untuk aplikasi seluler, desktop dan IoT. - Pengembangan Fullstack
Node.js merupakan alat Javascript yang lebih populer dan universal. Javascript juga bisa dipakai untuk back-end dan front-end tanpa masalah dengan kompatibilitas dan efisiensi yang baik.
7. Penanganan Kesalahan
Penanganan kesalahan adalah proses memulihkan dan memproses kesalahan pada program Anda. Perbandingan Node.js vs Python untuk backend development dilihat dari penanganan kesalahan adalah:
Python
- Tidak ada pemrosesan paralel
Kode Python yang ringkas dan bersih memungkinkan pemecahan masalah lebih mudah. - Pemecahan masalah mudah
Adanya pemrosesan paralel yang kurang, bug serta kesalahan bisa mudah dideteksi.
Node.js
- Pemrosesan paralel
Sifat pemrosesan di Node.js membuat kesalahan dan pencarian lebih sulit. - Pengecualian runtime
Sifat multithreading pada Node.js dapat memberikan kinerja tinggi dan menyebabkan banyak pengecualian runtime.
8. Perpustakaan dan Alat
Mempelajari sejumlah perpustakaan dan alat yang tersedia di teknologi back-end akan memudahkan dalam membuat pilihan yang tepat antara Python dengan Node.js.
Python
- Dokumentasi
PIP memiliki dokumentasi yang besar untuk pengembang dalam membantu memahami paket lebih mudah. - PIP
PIP adalah perpustakaan dan manajer paket yang bisa digunakan di Python.
Node.js
- Dokumentasi
Dokumentasi paket Node.js sederhana dan mudah dipahami sebab sangat populer. - Npm
Node.js menyediakan manajer paket yang bernama Npm yang bisa dipakai untuk instal dan memakai paket node.
9. Kasus Penggunaan
Kasus penggunaan akan melibatkan pertimbangan fitur. Meskipun Python lebih lambat dibandingkan Node.js. namun dokumentasi, pemecahan masalah dan komunitasnya besar sehingga lebih populer. Node.js biasanya dipakai untuk proyek yang berbasis aplikasi real-time dan data bersamaan jadi sifatnya berbasis peristiwa.
10. Komunitas
Komunitas memiliki peran penting dalam menentukan back-end mana yang tepat. Python memiliki komunitas yang besar karena termasuk bahasa sumber terbuka dan bahasa lama, jadi dukungan komunitasnya cukup besar dan begitu juga dengan Node.js.
Nah, itulah semua perbandingan Node.js vs Python untuk backend development yang perlu dipahami. Bagi Anda yang ingin belajar mengenai bahasa pemrograman dan ingin meningkatkan skill sebagai web developer bisa mengikuti kursus hanya di Course-Net.