course-net
Search
Close this search box.

Home >

Teknik Pengambilan Sampel: Pengertian, Tujuan dan Macamnya

Monday, 19 February 2024 2:56 PM

teknik pengambilan sampel

Secara umum, terdapat dua macam teknik pengambilan sampel dalam sebuah penelitian ilmiah. Teknik sampling atau pengambilan sampel secara acak (random/probability sampling) dan tidak acak (non-random/non-probability sampling). 

Probability sampling kerap digunakan dalam penelitian kuantitatif. Sedangkan non-probability sampling lebih banyak dipakai untuk penelitian kualitatif. Berikut penjelasan selengkapnya. 

Apa Itu Sampel?

Dalam dunia penelitian, sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang menjadi subjek penelitian. Sementara itu, istilah sampling merujuk pada proses seleksi sebagian populasi yang dapat mewakili populasi tersebut. 

Adapun tujuan pengambilan sampel adalah mempermudah penelitian yang mendapati sejumlah keterbatasan dan kondisi seperti berikut:

– Tidak memungkinkan untuk pengambilan data seluruh populasi karena jumlah populasi yang terlalu banyak atau jangkauan populasi yang terlalu luas. 

– Peneliti yang memiliki waktu, tenaga, dan biaya yang terbatas

– Asumsi peneliti bahwa suatu populasi yang bersifat seragam

Probability Sampling (Pengambilan Sampel Acak)

Pengambilan sampel dilakukan peneliti guna mendapatkan data sampel untuk menguji hipotesis yang mereka miliki. Dalam teknik pengambilan sampel secara acak (probability) menekankan bahwa setiap subjek memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih maupun tidak terpilih. Beberapa jenis teknik probability sampling meliputi:

1. Simple Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Sederhana)

Simple random sampling menggunakan metodologi peluang dalam mengambil sampel. Peneliti bisa menggunakan teknik sampling ini dengan cara diundi sehingga sampel yang diambil benar-benar acak. Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel penelitian yang paling sederhana.

2. Systematic Random Sampling (Pengambil Sampel Acak Sistematis)

Pengambilan sampel secara acak sistematis membutuhkan daftar subjek yang menjadi syarat penelitian. Teknik sampling yang digunakan yaitu dengan memilih subjek atau elemen pertama secara acak. Sedangkan elemen berikutnya dipilih sesuai pola tertentu secara sistematis. 

Teknik pengambilan sampel secara acak sistematis ini berdasarkan interval tertentu yang sudah tetap. Sebagai contoh, untuk penelitian yang membutuhkan 10 sampel dari 100 populasi berarti jumlah intervalnya adalah 100/10 atau 10. 

3. Stratified Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Berstrata)

Teknik sampling ini digunakan pada populasi yang berlapis-lapis atau memiliki susunan bertingkat. Pengambilan sampel akan dilakukan berdasarkan tingkatan (strata) tertentu. 

Misalnya pengambilan sampel untuk penelitian tentang perilaku karyawan pada setiap departemen. Teknik pengambilan sampel penelitian kuantitatif berstrata bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif. 

4. Cluster Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area)

Pengambilan sampel secara acak ini digunakan untuk penelitian dengan populasi yang sangat besar atau luas. Selain itu, teknik pengambilan sampel kuantitatif ini juga dipakai dalam penelitian yang lokasi dari populasi tidak diketahui pasti dan tidak memungkinkan untuk membuat kerangka sampling. 

Sampel penelitian pun tidak mengambil individu, melainkan kelompok individu atau area tertentu yang sudah tertata. Cluster sampel yang diseleksi tersebut harus dilakukan secara acak dari populasi cluster. 

5. Multi Stage Sampling (Pengambilan Sampel Wilayah Bertingkat)

Multi stage sampling atau teknik pengambilan sampel acak bertingkat dilakukan dengan menyeleksi sampel acak secara bertingkat. Teknik bertingkat adalah metode pengambilan sampel yang menggunakan beberapa random sampling yang berbeda secara bersamaan, bisa dua tingkat, tiga atau bahkan lebih. 

Pengambilan sampel bertingkat dilakukan jika jumlah populasi sangat besar dan menempati area yang sangat luas. Jika tidak memungkinkan untuk menyusun sampel yang memuat ultimate sampling atau unit-unit terkecil, maka metode pengambilan sampel bertingkat bisa jadi solusinya. 

Non-Probability Sampling (Pengambilan Sampel Tidak Acak)

Sampel diseleksi secara sistematik berdasarkan daftar subjek yang dibutuhkan. Dengan kata lain, tidak semua sampel memiliki probabilitas atau kemungkinan terpilih. Ini dilakukan dalam metode penelitian kualitatif yang cenderung membutuhkan analisis dan deskriptif yang lebih baik.

Sampel akan ditentukan dengan sengaja berdasar pertimbangan peneliti. Biasanya sampel yang dapat memberikan data atau informasi paling lengkap daripada yang lain. Berikut beberapa jenis teknik pengambilan sampel dan contohnya.

1. Purposive Sampling/Judgmental Sampling

Sampel yang dipilih dari suatu populasi adalah atas dasar penilaian peneliti itu sendiri. Oleh karenanya, metode purposive sampling ini disebut juga sebagai judgmental sampling. 

Peneliti dapat memilih sampel yang dianggap representatif, contohnya penelitian mengenai pendapat publik atas isu tertentu. Dalam penelitian tersebut akan menentukan siapa orang yang paling mewakili kelompok dan dapat memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada peneliti. 

2. Snowball Sampling

Teknik pengambilan sampel ini umumnya dilakukan apabila peneliti sulit melacak atau tidak mengetahui banyak tentang populasi yang diteliti. Sebagai contoh adalah penelitian mengenai imigran ilegal yang tidak mudah untuk dilacak peneliti. 

Teknik bola salju atau snowball juga menjadi pilihan ketika topik yang diteliti adalah hal-hal yang sensitif dan tidak dapat dibahas secara terbuka. Pengambilan sampel dapat berulang jika kebutuhan untuk penelitian dianggap masih kurang. Penambahan sampel ini digambarkan seperti bola salju yang semakin besar saat menggelinding. 

3. Quota Sampling

Penggunaan teknik pengambilan sampel penelitian kualitatif ini berdasarkan quota tertentu. Peneliti harus menentukan quota pada masing-masing kelompok terlebih dahulu sebelum mengambil sampel. 

Besaran quota ditetapkan berdasarkan kapasitas subjek yang diperlukan untuk diteliti. Peneliti dapat menentukan quota tersebut secara proporsional. 

4. Convenience Sampling

Convenience sampling adalah teknik pengambilan sampel yang berdasarkan kebetulan atau hal-hal yang menyenangkan saja. Contohnya peneliti melakukan penelitian dengan sampel berupa individu atau orang yang ditemui di mall dan bersedia menjadi responden. 

Biasanya ini dilakukan untuk penelitian yang memiliki keterbatasan waktu dan biaya. Convenience sampling kerap diadopsi untuk mengumpulkan hasil penelitian dengan mudah dan cepat. 

5. Consecutive Sampling

Kategori pengambilan sampel non-probability ini dilakukan dengan menetapkan kriteria tertentu. Sampel yang memenuhi kriteria dimasukkan dalam penelitian sampai dengan waktu tertentu. Teknik consecutive sampling dapat mengambil satu objek lain untuk memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. 

Cara Menentukan Sampel Penelitian

Peneliti dapat memilih salah satu dari macam macam teknik pengambilan sampel yang ada. Berikut cara penentuan sampel untuk penelitian. 

1. Menentukan Ukuran Sampel

Peneliti dapat menentukan berdasarkan tingkat keseragaman, tenaga, biaya, waktu, dan rencana analisis. Jadi, peneliti harus mendefinisikan terlebih dahulu populasi yang akan diteliti atau diamati. 

2. Menentukan Kerangka Sampel

Langkah selanjutnya adalah menentukan kerangka sampel. Kumpulkan semua kriteria dan peristiwa yang dapat terjadi. 

3. Menentukan Teknik Sampling

Kemudian, pilih teknik atau metode pengambilan sampling yang tepat dan sesuai. Bisa probability sampling atau non-probability sampling. 

4. Pengambilan Sampel

Tahapan berikutnya adalah pengumpulan data atau sampel sesuai metode penelitian yang digunakan. 

5. Melakukan Pemeriksaan Sampling Ulang

Periksa ulang proses sampling yang dilakukan untuk memastikan peneliti memperoleh sampel yang representatif.

Pengambilan sampel tidak hanya dilakukan dalam penelitian ilmiah, tetapi juga berbagai aspek lain seperti riset pasar untuk keperluan marketing. Untuk marketing yang lebih baik, jangan ragu untuk mengikuti pelatihan digital marketing bersama CourseNet. Dengan coach kelas dunia yang akan membantu Anda meningkatkan skill digital marketing maupun skill IT lainnya.

Itulah pembahasan mengenai teknik pengambilan sampel dalam sebuah penelitian. Jadi, peneliti dapat memilih teknik probability atau non-probability sampling tergantung kebutuhan.

Mau Ikut Kursus Di Course-Net? Lihat Jadwal Kelas Selangkapnya.

Kerja udh lama tapi karir masih stuck disitu-situ aja ? Atau udh coba ikut kursus, tapi malah isinya teori aja ? Tenang, Course-net punya solusinya. Anda akan didamping langsung oleh Coach Praktisi Aktif kelas dunia. Berminat ? Yuk Konsultasi sekarang juga.

Tags

Artikel Terkait

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Tumblr
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Subscribe Sekarang!

Dapatkan berita & artikel terbaru seputar IT Gratis!