course-net
Search
Close this search box.

Home >

Design Thinking: Pengertian, Tahapan dan Contohnya

Wednesday, 24 January 2024 4:07 PM

Design Thinking

Apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran Anda ketika mendengar istilah design thinking? Mungkin Anda akan mengaitkannya dengan berpikir kreatif, menciptakan terobosan baru, inovasi dan sejenisnya.

Dua kata atau frasa di atas memang merupakan hasil yang diharapkan dari penerapan design thinking. Biasanya, kemampuan untuk melakukan proses ini sangat diperlukan dalam bidang pekerjaan yang terkait dengan desain produk, arsitektur, UX designer, pengalaman pengguna (user experience) dan bidang lainnya.

Lalu, apa itu design thinking? Bagaimana tahapan dan contoh penerapannya? Mari simak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian

Dalam “Interaction Design Foundation,” design thinking dapat dijelaskan sebagai suatu proses yang berulang dalam merumuskan kembali masalah, mengembangkan solusi, menguji asumsi dan memahami pengguna.

Sementara itu, menurut “Career Foundry,” design thinking adalah suatu proses atau ideologi yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah kompleks dengan fokus pada kepentingan pengguna. 

Secara sederhana, pengertian design thinking dapat dianggap sebagai metode atau pendekatan pemecahan masalah yang melibatkan aspek praktis, kreatif dan kognitif untuk memenuhi kebutuhan pengguna yaitu manusia.

Pendekatan ini mencakup serangkaian proses, di antaranya yaitu menganalisis konteks, menemukan dan membingkai masalah, berpikir kreatif, membuat solusi serta ide, penyusunan gambaran dan sketsa, membuat prototipe dan model, pengujian, serta evaluasi hasil.

Tahapan

Terdapat lima tahapan design thinking yang dapat Anda terapkan ketika akan mengeksekusi sebuah ide atau proyek. Mari pahami penjelasannya di bawah.

1. Empathize

Tahap ini merupakan langkah awal yang sangat penting. Meskipun kelima tahap design thinking ini dapat dilakukan secara bersamaan, namun banyak proyek yang dimulai dengan tahap ini. Dalam tahap ini, penting untuk menunjukkan empati dengan memahami pengguna, serta memahami tujuan, kebutuhan dan keinginan mereka. Tahap ini juga menuntut pengamat untuk sementara meninggalkan asumsi-asumsi mereka terhadap pengguna dan mulai memahami pola pikir yang pengguna miliki.

Untuk menghindari asumsi, Anda dapat mengajukan pertanyaan mengenai apa yang pengguna lakukan (what), alasan di balik tindakannya (why) dan bagaimana cara melakukannya (how). Beberapa pertanyaan ini akan membantu Anda melakukan observasi dengan lebih objektif.

Supaya bisa memahami pengguna dari segi emosional dan psikologis, berinteraksi langsung dengan pengguna merupakan salah satu cara yang efektif. Namun, saat ini, terdapat berbagai metode lain yang dapat digunakan untuk memahami pengguna. Sebagai contoh, mengamati perilaku pengguna di media sosial dan melihat feedback penggunaan produk dapat menjadi alternatif yang bermanfaat.

2. Define

Setelah mengumpulkan data terkait pengguna, langkah berikutnya adalah menganalisis informasi tersebut. Kemudian, kenali masalah atau hambatan yang dihadapi oleh pengguna. Tahap “Define” dalam design thinking process dilakukan untuk merumuskan pernyataan masalah atau problem statement.

Saat merumuskan masalah, pastikan Anda mengadopsi sudut pandang pengguna dan tidak menekankan tindakan yang harus diambil oleh perusahaan. Contohnya, Anda mungkin menemukan bahwa pengguna membutuhkan cairan pelindung tangan untuk melindungi diri dari virus Covid-19.

Dengan demikian, utarakan masalah dengan kalimat seperti “Masyarakat Indonesia membutuhkan…” daripada menggunakan formulasi “Perusahaan kita perlu membuat…”. Pendekatan ini akan membantu memisahkan dengan jelas antara pernyataan masalah dan menghindari kebingungan terkait penyebutan masalah dengan solusi.

3. Ideate

Dengan pengetahuan mengenai keluhan pengguna dan pernyataan masalah yang jelas, saatnya untuk mengembangkan ide-ide kreatif sebagai solusi. Inilah awal dari proses kreatif. Menurut Nielsen Norman Group, ideate didefinisikan sebagai proses menciptakan sejumlah gagasan berdasarkan suatu topik, tanpa usaha untuk menilai atau mengevaluasinya. 

Oleh karena itu, pada tahap ini, Anda memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi berbagai ide tanpa batasan. Merumuskan ide-ide kreatif bisa menjadi tugas yang menantang. Beberapa ide mungkin akan dianggap menarik, sementara yang lain mungkin tidak begitu berkesan. 

Maka dari itu, pada tahap ini, kemampuan untuk berpikir out-of-the-box sangat diharapkan. Jika Anda mengalami kesulitan dalam menghasilkan ide-ide yang brilian, Anda dapat mengikuti beberapa metode ideation umum, seperti mind mapping, brainstorming, atau bahkan bodystorming (roleplay).

4. Prototype

Setelah memilih ide yang paling menarik, langkah selanjutnya adalah membuat visualisasi dari ide tersebut. Metode design thinking ini melibatkan eksperimen untuk mengubah ide menjadi sesuatu yang dapat terlihat. 

Prototype di sini merupakan representasi produk yang belum final, berupa simulasi atau sampel yang dapat mengevaluasi ide dan desain yang telah Anda rancang, seperti versi beta dalam pembuatan situs web. Tahap ini sangat penting untuk menguji sejauh mana produk yang dikembangkan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.

Pada tahap ini, solusi yang diajukan dapat diterima, disempurnakan, diubah desainnya, atau bahkan ditolak. Oleh karena itu, tujuan utama tahapan ini adalah untuk meninjau kembali apakah produk yang telah ada mampu memenuhi kebutuhan dan masalah pengguna dengan baik.

5. Test

Sesuai dengan namanya, pada tahap ini, Anda perlu menguji prototipe dengan pengguna. Meskipun terkadang pengujian bersifat opsional, namun melakukan pengujian memberikan keuntungan tambahan berupa ulasan produk. Dengan adanya ulasan tersebut, Anda dapat memaksimalkan kembali produk berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh pengguna.

Meskipun tahap ini berada di akhir, hal itu tidak berarti bahwa proses berpikir ini telah selesai. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, design thinking adalah metode yang tidak linear. Tahap pengujian dapat mengungkap kekurangan atau celah dalam prosesnya yang lain.

Setelah proses pengujian, ternyata pengguna tidak begitu membutuhkan produk tersebut. Kemungkinan besar, pernyataan masalah yang Anda susun kurang akurat. Oleh karena itu, diperlukan pengulangan pada tahap identifikasi masalah dalam tahapan define dan seterusnya.

Contoh Kasus

Contoh design thinking salah satunya yaitu dapat disaksikan pada design thinking makanan di perusahaan Lemonilo. Shinta Nurfauzia, CEO dan Co-Founder Mie Lemonilo, memiliki misi untuk mengubah gaya hidup masyarakat agar lebih sehat. Namun, masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa hidup sehat itu membutuhkan biaya yang tinggi (tahap empathize).

Sehingga, teridentifikasi permasalahan konsumen yang mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia membutuhkan produk yang mendukung gaya hidup sehat dengan harga terjangkau (tahap define sekaligus pernyataan masalah). Dari situ, misi Shinta mengalami perubahan.

Ia bermaksud untuk menghadirkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup sehat masyarakat Indonesia dengan harga yang terjangkau. Inilah awal dari kelahiran Mie Lemonilo, yang dibuat dari bahan alami dan bebas dari lebih dari 100 bahan sintetis berbahaya bagi manusia (tahap ideate).

Pada tahun 2015, Lemonilo muncul dari startup kesehatan yang bernama Konsula (tahap test) dan secara resmi meluncurkan produknya dengan harga sekitar Rp 6.200 per bungkus pada tahun 2017 (tahap test). Itulah studi kasus design thinking contoh yang dapat dijadikan rujukan untuk membantu proses berpikir dalam membangun bisnis.

Itulah ulasan mengenai design thinking yang meliputi pengertian, tahapan, serta contoh studi kasusnya. Setelah memahami aspek penting dalam metode ini, Anda tentu ingin memperoleh informasi seputar dunia digital lainnya. Oleh sebab itu, ikuti terus update terbaru dari CourseNet agar tidak ketinggalan pengetahuan serta informasi menarik dan terkini lainnya.

Mau Ikut Kursus Di Course-Net? Lihat Jadwal Kelas Selangkapnya.

Kerja udh lama tapi karir masih stuck disitu-situ aja ? Atau udh coba ikut kursus, tapi malah isinya teori aja ? Tenang, Course-net punya solusinya. Anda akan didamping langsung oleh Coach Praktisi Aktif kelas dunia. Berminat ? Yuk Konsultasi sekarang juga.

Tags

Artikel Terkait

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Tumblr
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Subscribe Sekarang!

Dapatkan berita & artikel terbaru seputar IT Gratis!