course-net
Search
Close this search box.

Prototyping Adalah : Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Minet

January 15, 2024

Prototyping Adalah ? Yuk Simak Penjelasannya

Prototyping Adalah : Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya – Prototyping Adalah : Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya – Sebuah bisnis yang memiliki ide produk baru, tentu selalu ada riset dan pengembangan produk terlebih dahulu. Pada awalnya, ide yang muncul masih dalam pikiran atau gambaran di atas lembaran kertas saja. Sebelum dibuat banyak atau secara massal, perusahaan harus membuat contoh produk terlebih dahulu yang dikenal dengan prototype atau prototyping.

Prototyping Adalah ? Yuk Simak Penjelasannya

Apa Itu Prototyping?

Prototyping Adalah ? Yuk Simak Penjelasannya

Sebelum membahas lebih jauh tentang prototype, ada baiknya untuk mengenal apa itu prototyping terlebih dahulu. Jadi, yang dimaksud dengan prototyping yaitu contoh atau model awal yang diciptakan untuk melakukan uji coba dari konsep yang sudah diperkenalkan sebelumnya.

Biasanya, prototype ini diciptakan dengan tujuan untuk melakukan beberapa kali uji coba sekaligus. Manfaat dari membuat prototype adalah untuk mengetahui apakah konsep yang telah diperkenalkan sebelumnya bisa diimplementasikan atau hanya untuk menguji selera pasar saja.

Prototyping adalah langkah yang dilakukan setelah mendapatkan ide untuk penciptaan sebuah produk baru. Dengan kata lain, prototype merupakan produk yang bersifat uji coba, bukan produk final yang akan dipasarkan. Ini artinya, prototype tersebut tidak akan dipublikasikan atau diedarkan langsung kepada end user.

Pada dunia programming, prototyping diciptakan untuk memenuhi kebutuhan di awal pengembangan software saja. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana fungsi dari fitur-fitur di program tersebut bekerja. Apakah sudah sesuai dengan perkiraan atau belum.

Jika ditemukan adanya error atau kesalahan, maka akan lebih mudah untuk dideteksi jika menggunakan produk prototype terlebih dahulu. Dengan begitu, maka nantinya produk yang akan dipublikasikan kepada end user bisa memiliki fitur yang sempurna tanpa kesalahan sedikit pun.

Kategori Prototyping

Secara umum prototype dibagi menjadi dua kategori, yaitu :

  • Low-fidelity – Dalam low-fidelity prototype, user menggunakan ini sebagai interaksi dengan orang yang bertanggung jawab dalam membuat gambar lalu memilih sistem file nya. Sehingga hasilnya, sesuai keinginan klien.
  • High-fidelity – Dalam high-fidelity prototype, prototypr ini mempunyai upaya dari awal, memanfaatkan di masa yang akan mendatang serta menghasilkan ciptaan yang lebih baik.

Dari sisi efisiensi, protorype high-fidelity punya efisien dalam jangka panjang dibandingkan dengan prototype low-fidelity. Hal ini dikarenakan prototype high-fidelity tidak perlu banyak dokumentasi.

Manfaat dan Tujuan Membuat Prototyping

Manfaat dan Tujuan Membuat Prototyping

Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan prototyping, kini akan dibahas mengenai tujuan dan manfaatnya. Pembuatan prototype memiliki tujuan untuk mengembangkan rancangan model produk atau rancangan sampai menjadi produk final yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan user. Lebih dari itu, manfaat dan tujuan membuat prototype sangat banyak antara lain sebagai berikut.

  1. Mendapatkan Gambaran Nyata

Prototyping merupakan langkah yang dilakukan dengan tujuan untuk mengonversi ide atau konsep yang masih belum pasti menjadi wujud yang lebih nyata atau real. Dengan adanya prototype tersebut, maka Anda benar-benar bisa memastikan apakah konsep yang dibuat dapat diimplementasikan ataupun tidak.

  1. Mengetahui Kebutuhan Konsumen

Jika melihat arti dari prototype, sebenarnya metode ini tidak menggambarkan keseluruhan fungsi dan fitur dari sebuah produk. Dengan kata lain, prototype hanya sebuah gambaran sederhana yang dapat mewakili minat dari penggunanya. Interaksi dengan calon end user ini memungkinkan Anda sebagai developer bisa mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen secara langsung.

  1. Mengembangkan Produk Baru

Prototype yang sudah dihasilkan bisa Anda evaluasi kembali. Tujuan melakukan evaluasi tersebut adalah untuk menemukan berbagai kekurangan yang dimiliki produk. Selanjutnya, Anda dapat mencari solusi atas kekurangan tersebut. Hal ini dapat menjadi acuan untuk proses pengembangan produk baru kedepannya agar lebih sempurna.

  1. Menjadi Bahan untuk Presentasi

Mungkin Anda mempunyai gagasan atau ide yang spektakuler, namun tidak dapat mewujudkannya karena terkendala oleh biaya. Solusi dari masalah ini adalah mencari investor yang mau memberikan dana pengembangan produk Anda. Disinilah prototype berperan sangat penting, yaitu sebagai bahan presentasi produk di hadapan investor tersebut agar bisa melihat gambaran produk lebih real.

  1. Menghemat Waktu dan Biaya

Sebutkan manfaat prototyping yang terakhir adalah bisa menghemat waktu dan biaya. Pada tahap trial dan error, sangat beresiko jika Anda sudah “toal” dari segi biaya dan waktu. Oleh karena itu, akan lebih baik ketika dibuat menjadi prototype terlebih dahulu. Jika prototype yang dibuat telah sempurna dan dinyatakan layak, maka baru bisa dikembangkan menjadi produk yang sebenarnya.

Contoh Metode Pembuatan Prototyping Adalah

Umumnya, prototype mempunyai empat kualitas utama yang terdiri dari representasi, presisi, evolusi, dan interaktivitas. Empat hal tersebut sudah terangkum pada tujuan dan manfaat prototype di atas. Selain itu, prototype juga memiliki setidaknya tiga metode dalam proses pembuatannya. Contoh metode pembuatan prototype adalah sebagai berikut.

  1. Paper Prototyping (Low-Fi)

Saat akses internet dan teknologi digital belum semudah sekarang, dahulu pembuatan prototype yang paling dasar dilakukan dengan berbasis kertas. Melalui gambar dua dimensi tersebut, prototype didesain sejak awal sebelum pengujian ide produk.

Cara ini sangat sederhana, karena hanya berupa gambar-gambar dua dimensi saja. Selanjutnya, gambar dua dimensi tersebut diuji dengan perilaku seseorang menggunakan produk prototype tersebut. Metode pembuatan prototype ini memiliki beberapa keunggulan, seperti murah dan cepat dibuat. Selain itu, metode ini juga bisa menumbuhkan kerja tim karena sangat menyenangkan.

Bukan itu saja, paper prototype juga cukup mudah didokumentasikan beserta dengan catatan dan revisinya juga bisa ditulis langsung. Umumnya, proses ini menggunakan sebuah metode yang disebut dengan low fidelity prototype yang nantinya dikembangkan melalui proses pengkodean. Namun, prototype jenis ini juga memiliki kekurangan, yaitu kurang realistis.

  1. Digital Prototype (Hi-fi)

Sama seperti namanya, digital prototype merupakan contoh prototyping yang paling umum dipakai saat ini. Metode ini banyak dipilih karena cukup realistis digunakan untuk menguji sebagian besar interface atau antarmuka dari sebuah produk secara akurat. Selain itu, prototype model ini juga relatif mudah untuk diproduksi.

Digital prototype bisa dibuat dengan perangkat lunak atau aplikasi yang memang dirancang khusus untuk membuat sebuah prototype. Bahkan, Anda juga dapat membuat prototype model ini secara langsung menggunakan aplikasi presentasi, seperti Keynote dan Microsoft PowerPoint.

Umumnya, proses ini dibuat dengan metode lo-fi digital, kemudian menjadi hi-fi digital dan disempurnakan melalui pengkodean. Kelebihan dari metode ini terletak pada segi interaksi yang realistis, fleksibel, dan aktivitas komputasi juga relatif lebih cepat. Sementara kekurangannya adalah perlu mempelajari perangkat lunak untuk membuat prototype dan pengkodean.

  1. HTML Prototype

HTML Prototype bisa dikatakan sebagai metode prototyping yang paling rumit dibandingkan dengan metode lainnya. Pasalnya, proses pembuatan prototype ini hanya direkomendasikan untuk desainer yang mempunyai kemampuan pengkodean yang mumpuni.

Secara umum, prototype yang dibuat dengan metode HTML ini dibentuk menggunakan kode-kode dasar yang bisa menghemat waktu dan energi. Bukan hanya itu, adanya pengkodean yang tersistem ini juga akan mempermudah proses pengembangan prototype di masa yang akan datang.

Selain biayanya cukup rendah, metode prototype yang satu ini juga akan mempermudah proses pengujian prototype pada hampir mencakup semua OS (sistem operasional) komputer tanpa membutuhkan perangkat lunak eksternal. Ini menjadi pilihan paling ekonomis jika dilihat dari segi kualitas yang dihasilkan serta pembiayaan dasar.

Disisi lain, metode ini tentu membutuhkan sumber daya manusia yang sangat mumpuni di bidang komputasi dan pengkodean. Tidak hanya itu, ketergantungan akan keterampilan pengkodean juga membuat desainer dan kontribusinya menjadi lebih terbatas. Hal ini menyebabkan kebebasan kreativitas menjadi tidak terlalu besar.

Demikian itulah pembahasan mengenai prototyping mulai dari pengertian, tujuan, manfaat, dan contohnya. Setelah memahami seluk beluk prototype, Anda tentu ingin mendapatkan informasi menarik lainnya seputar dunia digital bukan? Jadi, jangan lupa untuk terus mengikuti informasi terbaru dari Course-Net agar tidak ketinggalan informasi terbaru dan menarik lainnya.

Mau Belajar IT Bareng Coach Praktisi Ahli ? Yuk Konsultasi Dengan Tim Konsultan Kami

Belajar di Course-Net! Dapatkan skill langsung oleh coach praktisi ahli yang berpengalaman dibidangnya. Gratis Re-Coaching selamanya tanpa BATAS. Segera cek jadwal kelas terdekat.

Artikel Lainnya

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Tumblr
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Subscribe Sekarang!

Dapatkan berita & artikel terbaru seputar IT Gratis!