Metode waterfall adalah salah satu landasan penting dalam pengembangan software. Meski kini banyak alternatif, model ini masih relevan dan menjadi dasar bagi metode modern lainnya.
Mari simak pengertian hingga penerapannya lebih lanjut!
Apa Itu Metode Waterfall?
Selain sebagai salah satu metode pengembangan software java developer, Waterfall dikenal juga sebagai Software Development Life Cycle (SDLC). Sehingga, pengertian Waterfall merujuk pada SDLC yang mengikuti pola aliran seperti air terjun.
Jadi, di dalam metode waterfall, software berkembang dengan tahapan secara berurutan dari atas ke bawah alias linear atau sekuensial. Waterfall menjadi alur pengembangan software pertama yang dikenalkan pertama kali tahun 1956.
Agar Waterfall berkembang dengan baik, ada syarat utama penggunaan metode ini, yaitu adanya kesepakatan antara stakeholders dan client di awal tahap pengembangan software.
Tahapan-tahapan dalam Metode Waterfall

Karena kesepakatan pengembangan software dengan Waterfall menjadi syarat utama, maka penting untuk mengetahui tahapan-tahapan prosesnya. Berikut ini urutan tahapan pengembangan software dengan Waterfall, antara lain:
- Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis)
Tahapan pertama adalah analisis kebutuhan, yang mana klien akan memberikan informasi tentang kebutuhannya. Lalu, tim developer akan mempelajari informasi kebutuhan pengembangan software tersebut agar dapat menentukan fitur dan fungsi yang akan digunakan.
- Desain (Design)
Kebutuhan klien telah dipahami oleh tim developer, selanjutnya tim akan menggunakan Waterfall. Penggunaan metode tersebut bertujuan untuk merancang desain, arsitektur, user interface serta spesifikasi teknis dari software.
- Implementasi (Implementation)
Tahapan selanjutnya adalah implementasi yang mengarah pada pembuatan program code serta pengujian kualitas software yang dibangun.
- Pengujian (Testing)
Pembuatan kode program sudah selesai diimplementasikan, masuk ke tahap selanjutnya yaitu pengujian (testing). Tujuan dari tahapan ini untuk memastikan software berfungsi dengan baik sesuai requirements dari klien.
- Penempatan (Deployment)
Sebelum memasuki tahapan pemeliharaan, software akan masuk ke tahap penempatan atau deployment. Tim pengembang akan meluncurkan software yang siap digunakan oleh klien/user.
- Pemeliharaan (Maintenance)
Tahapan terakhir adalah pemeliharaan atau maintenance, yang mana didalamnya berkaitan dengan pemeliharaan rutin, pembaruan, dan perbaikan jika diperlukan. Tujuannya untuk memastikan kinerja software bekerja optimal seiring waktu.
Mau jadi Mobile App Developer? Yuk upgrade skill kamu di Kursus Flutter di Course-Net sekarang!
Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall
Metode pengembangan software Waterfall memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya sebagai berikut:
- Kelebihan Metode Waterfall
Waterfall memiliki kelebihan dari aspek workflow yang jelas dan terukur. Karena setiap tim pengembang punya tugas dan tanggung jawab sesuai keahlian masing-masing. Tak heran jika Waterfall sering digunakan dalam skala besar.
- Kekurangan Metode Waterfall
Kekurangannya terletak pada fleksibilitas dinamika workflow, karena tim harus bekerja sesuai petunjuk dan arahan. Penggunaan model SDLC Waterfall cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama.
Kapan Metode Waterfall Tepat Digunakan?

Penggunaan metode SDLC Waterfall lebih tepat digunakan untuk proyek pengembangan software dalam skala besar dengan kebutuhan yang jelas dan stabil. Hal tersebut terkait juga dengan proyek yang sudah jelas terkait aspek dokumentasi, anggaran, dan waktu.
Untuk gambaran skenarionya, berikut waktu yang tepat menggunakan Waterfall untuk proyek yang sedang dikerjakan:
– Stakeholders sudah tidak mengubah scope
– Gambaran produk software sudah jelas secara time, scope dan budget
– Tim pengembang sudah terbentuk dengan kompetensi yang cukup
Contoh Penerapan Metode Waterfall di Indonesia
Contoh penerapan Waterfall di Indonesia sangat beragam. Mobile app yang ada di ponsel Anda juga salah satu bentuk contoh penerapan Waterfall. Beberapa contoh lainnya adalah:
– Sistem informasi data administratif pemerintahan
– Aplikasi perbankan
– Sistem manajemen database
Perbandingan Metode Agile dengan Waterfall
Alternatif metode pengembangan software lain adalah metode Agile. Perbedaan Waterfall dan Agile dapat Anda pahami sebagai berikut:
| Waterfall | Agile |
| Metodologi bersifat linear dan bertahap | Bersifat fleksibel dan iteratif |
| Perencanaan dilakukan secara rinci dan terstruktur | Perencanaan dilakukan lebih fleksibel dan adaptif |
| Tahap pengembangan fasenya sudah jelas | Pengembangan dilakukan inkremental |
| Menganggap perubahan sebagai gangguan | Perubahan merupakan hal yang harus diterima dan diintegrasikan |
| Kolaborasi tim biasanya di tahap awal saja | Wajib ada kolaborasi tim yang intensif |
Kapan Memilih Waterfall atau Agile
Jadi, kapan waktu yang tepat untuk memilih menggunakan metode Agile dan Waterfall? Jawabannya adalah tergantung proyek dan kebutuhan dari klien.
Sehingga, implementasi metode keduanya harus disesuaikan dengan karakteristik proyek yang ingin dijalankan. Jika proyek Anda cenderung stabil dan jelas, pilih metode pengembangan Waterfall.
Sebaliknya, jika proyek cenderung fleksibel, akan berubah seiring waktu dan membutuhkan umpan balik terus-menerus, maka metode Agile adalah pilihan yang tepat.
Upgrade Skill dengan Ikut Kursus Flutter dari Course-Net
Penggunaan metode Waterfall dalam pengembangan software sangat penting pada implementasi teknologi modern. Jika Anda tertarik untuk belajar Waterfall dan metode lainnya seperti flutter developer, Anda dapat mengikuti Kursus Flutter bersama Course-Net.Kami akan memberikan bimbingan dari instruktur ahli, serta garansi belajar sampai Anda bisa menguasai teknik pengembangan software.