Jika Anda pernah menggunakan aplikasi seperti Instagram, Twitter, atau aplikasi perbankan di smartphone, kemungkinan besar Anda sedang memakai native app.
Jenis aplikasi native ini dibangun khusus untuk sistem operasi tertentu, sehingga bisa bekerja dengan performa optimal dan tampilan yang konsisten. Mari kita bahas secara lebih lengkap di artikel ini!
Pengertian Native App
Sebelum Anda menjadi mobile developer, penting untuk memahami jenis aplikasi yang akan dikembangkan. Salah satu pendekatan yang populer adalah aplikasi native, yang dikenal karena performanya yang cepat dan integrasinya mendalam dengan perangkat.
Apa Itu Native App dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Native App adalah aplikasi yang dirancang dan dikembangkan secara khusus untuk satu platform tertentu, seperti Android atau iOS.
Perbedaan Native App dengan Web App dan Hybrid App
Native App memiliki perbedaan mendasar dengan web app dan hybrid app. Web app berjalan di browser tanpa perlu instalasi, namun tidak bisa mengakses fitur perangkat secara langsung.
Hybrid app dibuat dengan teknologi web dan dibungkus agar bisa diinstal seperti native, tetapi sering kali tidak seoptimal Native App dalam hal performa dan pengalaman pengguna.
Platform dan Bahasa Pemrograman Native App
Setelah memahami apa itu native app, langkah berikutnya adalah mengenali platform dan bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangunnya.
1. Native App di Android dan Bahasa yang Digunakan
Untuk sistem operasi Android, native app biasanya dikembangkan menggunakan bahasa Java atau Kotlin.
Keduanya didukung penuh oleh Android Studio, platform resmi dari Google untuk pengembangan aplikasi Android.
Mau jadi Mobile App Developer? Yuk upgrade skill kamu di Kursus Flutter di Course-Net sekarang!
2. Native App di iOS dan Bahasa yang Digunakan
Di sisi lain, Native App untuk iOS dikembangkan menggunakan Swift atau Objective-C, dengan Xcode sebagai lingkungan pengembangan resminya.
Keunggulan Aplikasi Native
Native App banyak dipilih karena keunggulannya dalam hal performa, keamanan, dan pengalaman pengguna. Berikut penjelasan lebih lanjut.
1. Performa Lebih Cepat dan Responsif
Karena dibuat langsung untuk platform tertentu, Native App memiliki performa yang jauh lebih cepat dan responsif.
Interaksi antar fitur berjalan lancar tanpa lag, menjadikannya ideal untuk aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi seperti game atau mobile banking.
2. Akses Fitur Perangkat secara Maksimal
Native App bisa mengakses seluruh fitur perangkat seperti kamera, GPS, fingerprint, notifikasi push, hingga sensor biometrik dengan lebih dalam dan optimal dibanding aplikasi jenis lain.
3. Stabilitas dan Keamanan Lebih Terjamin
Dengan dukungan penuh dari platform pengembang (Google atau Apple), Native App cenderung lebih stabil dan aman. Anda juga dapat dengan mudah menerapkan pembaruan keamanan langsung dari pengembang.
4. User Experience yang Lebih Konsisten
Tampilan dan navigasi Native App menyesuaikan dengan standar antarmuka masing-masing platform, sehingga pengguna merasa lebih nyaman dan familiar saat menggunakan aplikasi tersebut.
Kekurangan Native App yang Perlu Dipertimbangkan
Meski unggul dalam banyak aspek, Native App juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memilihnya sebagai solusi. Berikut ulasan singkatnya.
1. Biaya dan Waktu Pengembangan Lebih Besar
Karena harus membuat dua versi terpisah untuk Android dan iOS, pengembangan Native App memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar dibandingkan hybrid atau web app.
2. Perlu Tim Terpisah untuk Setiap Platform
Anda perlu mempekerjakan developer Android dan iOS secara terpisah, atau mencari talenta yang menguasai keduanya, yang tidak selalu mudah.
3. Pemeliharaan dan Update Lebih Rumit
Update harus dilakukan secara terpisah di masing-masing platform. Ini menambah beban kerja tim pengembang, terutama jika ada bug atau pembaruan fitur mendesak.
Kapan Sebaiknya Menggunakan Native App?
Tidak semua proyek aplikasi cocok menggunakan pendekatan native. Ada kondisi tertentu di mana Native App menjadi pilihan terbaik. Mari kita bahas kapan sebaiknya Anda menggunakannya.
1. Saat Prioritasnya Performa dan UX Tinggi
Jika Anda membutuhkan aplikasi yang cepat, mulus, dan menghadirkan pengalaman pengguna terbaik, Native App adalah pilihan terbaik.
2. Untuk Aplikasi dengan Fitur Kompleks dan Integrasi Mendalam
Aplikasi yang mengandalkan akses hardware secara penuh, seperti kamera, Bluetooth, atau sistem navigasi, sangat cocok dikembangkan dalam bentuk native.
3. Jika Target Pasar Sudah Jelas dan Fokus pada Satu Platform
Jika Anda tahu mayoritas pengguna Anda berada di satu platform saja (misalnya hanya Android), mengembangkan Native App untuk platform tersebut bisa jauh lebih efisien.
Contoh Native App yang Populer di Pasaran
Untuk memahami lebih jelas penerapan Native App, mari lihat beberapa contoh aplikasi populer yang dibangun secara native dan digunakan secara luas di berbagai perangkat.
1. Aplikasi Media Sosial
Aplikasi seperti Instagram, Twitter, dan TikTok merupakan Native App yang dikembangkan khusus oleh Android Developer dan iOS agar pengguna bisa menikmati tampilan yang cepat, interaktif, dan intuitif.
2. Aplikasi Mobile Banking dan E-Commerce
Aplikasi seperti BCA Mobile, Tokopedia, dan Shopee menggunakan Native App agar bisa memberikan pengalaman transaksi yang aman, cepat, dan andal bagi penggunanya.
Mau Belajar Mobile App Development? Yuk, Daftar di Course-Net
Jika Anda tertarik mengembangkan aplikasi dengan performa tinggi dan pengalaman pengguna terbaik, mempelajari native app development adalah langkah awal yang tepat. Di Course-Net, Anda bisa bergabung di Kelas Mobile App Development dan belajar langsung dari para praktisi. Mulai dari dasar hingga mahir, pelajari cara membangun Native App yang profesional dan siap bersaing di pasar digital. Yuk, daftar sekarang di Course-Net.