Data Science itu Lebih Seru dari Matematika – Selalu ada alasan untuk belajar hal baru. Ada pepatah berkata, the more experience you get, the more opportunity you face. Artinya, semakin banyak pengalaman yang dicoba, semakin banyak skill yang bisa didapat, maka akan semakin banyak pula kesempatan yang siap dijemput.
Hal ini juga yang mendorong Vanessa Stefany, Dosen Matematika Sekolah Tinggi Favorit di Jakarta untuk terjun ke dunia data science. Stefany yang sehari-harinya mengajar Matematika Aljabar, Matematika Linear, dan Kalkulus ini juga pernah bercita-cita menjadi seorang Data Analyst.
“Data itu ibarat puzzle, bentuknya ada tapi kalau belum dirangkai belum jelas hasil akhirnya. Selalu ada tantangan dalam menyusunnya, tapi itulah seninya”, ungkap wanita yang akrab disapa Fany ini.
Dalam dunia sains, ilmu pengetahuan dibedakan menjadi dua kategori, murni dan terapan. Bedanya, ilmu pengetahuan murni berfokus pada teori yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru seperti matematika. Sedangkan ilmu pengatahuan terapan lebih menempatkan teori ke dalam praktik dengan tujuan mencari solusi dari sebuah masalah. Salah satu ranah ilmu pengetahuan terapan adalah Data Analytics dan Data Science.
“Di Data Science ada proses data cleansing. Kalau sudah bisa beresin data cleansing, bisa langsung kelihatan kalau hasilnya berguna bagi orang banyak”, ujar Fany. Inilah kenapa ilmu data science tergolong dalam ilmu pengetahuan terapan. “Selalu ada hasil yang terlihat dan ada kepuasan tersendiri saat melihat klien senang dengan output-nya”, tambahnya.
Meski sudah memiliki ilmu dasar untuk menjadi seorang Data Scientist, ternyata kemampuan dalam matematika saja tidak cukup. Data science adalah gabungan dari ilmu matematika, statistika, programming, dan ilmu bisnis atau management. Stefany kemudian memulai pengalamannya mempelajari Data Science.
Tidak hanya berhasil mengikuti pelajaran dengan baik, melalui salah satu lembaga pendidikan, Fany juga mendapat kesempatan untuk berpartsisipasi sebagai Assistant Trainer untuk menangani permasalahan data di industri perbankan.
“Di industri perbankan, permasalahan paling utama yang mereka hadapi adalah mengenai standarisasi data. Disinilah Data Scientist mulai berperan”, kata Fany. “Bank pasti memiliki data yang sangat banyak. Tapi banyak juga data yang kosong. Padahal data yang kosong sangat berpengaruh ke hasilnya nanti”, jelas Fany.
Setelah terjun untuk mempelajari data science lebih dalam lagi, Fany juga kini mengembangkan karirnya sebagai Data Engineer di salah satu perusahaan automotive terbesar di Jakarta. Kesempatan ini ia dapatkan dari challenge project yang diberikan di lembaga pendidikannya.
Pemanfaatan data di berbagai industri sungguh besar pengaruhnya. Fany juga mengungkapkan bahwa dari pengolahan data diri pelanggan misalnya, dapat dihasilkan pemetaan pelanggan untuk strategi marketing, digital marketing, atau juga segmentasi.
Dengan mempelajari data science, peluang yang bisa didapatkan jelas lebih banyak. Terlebih saat ini permintaan industri akan tenaga data scientist terus meningkat. Selain itu, jika memiliki passion di bidang bisnis, data science tentu dapat membantu dalam tahap pengembangan bsinis agar lebih sistematis.