Saat ini, komputer merupakan salah satu alat bantu yang penting dalam sebuah pekerjaan terutama untuk orang perkantoran. Namun, terkadang perangkat lunak komputer tersebut dapat bermasalah sehingga bisa menghambat pekerjaan. Troubleshooting adalah salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memperbaiki masalah tersebut.
Troubleshooting dilakukan saat komputer terkena masalah, seperti PC tidak mau menyala, software tidak mau bekerja, dan masalah lainnya. Jika masalah ini dibiarkan, maka dapat mengganggu aktivitas pengguna dan dapat berakibat fatal hingga data tiba-tiba terhapus. Karena itu, Troubleshooting hadir untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut.
Pengertian
Troubleshooting adalah proses analisis dan pemecahan sumber masalah sehingga masalah tersebut dapat terselesaikan, serta menghilangkan penyebab yang berpotensi menjadi masalah. Troubleshooting dapat mengidentifikasi hingga meninjau sumber error atau masalah pada perangkat komputer. Proses ini memiliki metode yang bervariasi, tergantung sumber masalahnya.
Dalam memecahkan masalah, perlu untuk mengidentifikasi gejalanya terlebih dahulu. Setelah itu, diadakan proses eliminisi yaitu menentukan penyebab potensial. Yang terakhir, Troubleshooting perlu mengkonfirmasi bahwa solusi tersebut dapat memulihkan sesuatu terulang dari awal atau kembali ke pekerjaan terakhir.
Kemampuan troubleshooting yang dilakukan oleh komputer tergantung pada perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan, serta pengaturan sistemnya. Meskipun komputer dapat melakukan banyak hal untuk mengidentifikasi masalah, namun terkadang pengguna komputer masih perlu terlibat dalam pemecahan masalah yang lebih kompleks.
Dengan adanya proses ini, masalah pada komputer dapat diselesaikan secara mandiri tanpa harus pergi ke ahlinya. Namun jika sudah melakukan troubleshooting namun sistemnya masih bermasalah, sebaiknya bawa ke tempat servis.
Baca juga : Pengertian Subnet Mask, Fungsi, dan Cara Penggunaannya
Cara Kerja Troubleshooting
Cara kerja troubleshooting dapat berupa bermacam-macam tergantung pada masalah yang dihadapi. Namun secara umum langkahnya sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Sistem dan Identifikasi Masalah
Langkah pertama yaitu memeriksa sistem tersebut, seperti penggunaan memori, suhu hardware, RAM dan lain-lain. Jika komputer mengidentifikasi masalah, maka kopmuter dapat memberikan peringatan atau mencoba memperbaikinya sendiri.
Setelah itu, akan ada identifikasi masalah secara spesifik. Troubleshooting akan mencoba memahami gejala masalah, kapan dan bagaimana masalah tersebut muncul, serta apa yang tidak berfungsi.
2. Pemindaian dan Pembaruan Perangkat Lunak
Biasanya, perangkat lunak dapat melakukan pemindaian rutin untuk mendeteksi dan menghapus ancaman potensial. Jika tedekesi ancaman, perangkat lunak tersebut dapat memberi laporan atau mengambil tindakan sendiri untuk menghapusnya.
Komputer juga seringkali melakukan pembaruan perangkat lunak otomatis. Jika ada masalah pada versi perangkat lunak yang lama, maka kopmuter akan melakukan pembaruan untuk memecahkan masalah tersebut.
3. Peringatan Kesalahan
Jika sistem mengalami masalah atau crash, komputer biasanya mencatat informasi tentang kesalahan tersebut. Biasanya, seringkali komputer menyimpan riwayat log. Anda dapat memeriksa log untuk melacak dan mengetahui informasi masalah.
Informasi itu dapat digunakan untuk menganalisis masalah dan mencari solusinya. Sistem dapat memberikan pesan peringatan tentang informasi masalah. Pesan ini dapat membantu pengguna atau administrator dalam mengidentifikasi masalah.
4. Pemulihan Sistem
Beberapa sistem memiliki fitur pemulihan yang dapat mengembalikan sistem ke waktu sebelum masalah tersebut terjadi. Hal ini dapat membantu jika masalah itu disebabkan oleh instalasi suatu perangkat lunak atau perubahan konfigurasi.
Dengan pemulihan sistem, komputer dapat terhindar dari suatu masalah potensial yang dapat terjadi. Semisal jika dengan melakukan suatu instalasi perangakat lunak, komputer bisa sering mengalami crash. Maka dilakukan pemulihan sebelum perangkat lunak tersebut ter-install untuk menghindari masalah tersebut.
Baca juga : Topologi Jaringan: Pengertian, Manfaat dan Jenis-jenisnya
Jenis-Jenis Troubleshooting
Terdapat 2 jenis troubleshooting, yaitu :
1. Troubleshooting Forward
Sebelum komputer dapat digunakan, troubleshooting sudah dilakukan sejak awal perakitan komputer. Jenis ini digunakan oleh perakit komputer atau ahlinya. Komputer tersebut diperiksa dan diuji terlebih dahulu, bahkan sebelum diberi aliran listrik.
Cara untuk melakukan troubleshooting forward yaitu :
- Memeriksa power supply dan power socket.
- Memeriksa pemasangan RAM.
- Memeriksa apakah pemasangan kabel sudah sesuai dan sudah kencang.
- Memastikan bahwa semua komponen sudah terpasang dengan benar, dan tidak ada yang salah pasang.
2. Troubleshooting Backward
Jenis ini dilakukan saat komputer tersebut sudah menyala dan beroperasi. Cepat atau lambat, komputer pasti akan memiliki masalah yang memerlukan troubleshooting.
Cara untuk melakukan troubleshooting backward yaitu :
- Mengecek komponen apa yang menyebabkan masalah.
- Mengupdate atau menginstall ulang aplikasi.
- Menghapus software tertentu.
Troubleshooting adalah hal yang penting di dunia teknologi informasi, karena dapat mengatasi masalah yang terjadi dalam hardware, software, jaringan, atau sistem lainnya. Jika terjadi gangguan pada sistem atau komputer, dapat diatasi dengan metode troubleshooting untuk menghindari hal yang tidak diinginkan seperti rusaknya sistem atau hilangnya data.
Jika Anda tertarik untuk mempelajari seputar IT atau cyber security, kunjungi Course-Net untuk info lebih lanjut. Anda akan mendapat materi yang terstruktur dan mentor kelas dunia yang berpengalaman.
